










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan
mempunyai prinsip-prinsip yang berguna sebagai dasar-dasar dari pelaksanaan
program promosi kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi Promosi Kesehatan
(Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling
people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan.
Promosi Kesehatan meliputi
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan
Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan. Promosi
Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi
lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang
bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif
(pencegahan), kuratif (pegobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian
upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan
pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan
masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social
support).
Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS
yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di rumah/tempat tinggal (where we
live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di
tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan
(where we get health services). Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih
ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan
(transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini
dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga
Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan
pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak
kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu
perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai
untuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai
prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkup promosi kesehatan atau
setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan kesehatan,
tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
B.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui tentang sasaran kesehatan masyarakat sebagai bentuk pembinaan peran
serta masyarakat terhadap kesehatan dilingkungannya.
b. Untuk meningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan masyarakat.
c.
Untuk
mengetahui tentang pengembangan kesehatan masyarakat dilingkungan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan mempunyai prinsip-prinsip yang berguna sebagai dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yaitu pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti
upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan)
dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4.
Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi
dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).
5.
Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu
di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat
kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything)
dan di sarana kesehatan (where we get health services).
6.
Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi
oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat
termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
lintas sektor.
7.
Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya,
dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya
sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan
perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur adalah mutu
dan frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat
masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap
ruang lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di
keluarga, fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
a.
Prinsif Promosi Kesehatan di Keluarga
Dalam lingkup ini penerapan yang perlu
diperhatikan antara lain:
1) Keluarga merupakan lingkup terkecil
dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga promosi kesehatan yang dilakukan
harus bisa lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan pun
diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu
sasaran.
2) Keluarga terdiri atas beberapa orang
yang sudah terikat hubungan satu sama lain, yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga
apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh
pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan
nantinya perilaku itu akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3)
Setiap keluarga tentu memiliki nilai
dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang masing-masing anggota keluarga
sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal
ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan
tersebut agar keluarga tersebut bisa lebih terbuka dalam menerima segala bentuk
promosi yang dilakukan.
b.
Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan
Promosi kesehatan di fasilitas layanan
kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:
1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung, keluarga pasien.
1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung, keluarga pasien.
2)
Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang
diderita pasien.
3)
memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4)
menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.
c.
Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja
hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja sama dengan berbagai sektor yang
terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi masyarakat yang ada sehingga
lebih mantap serta berkesinambungan. Dalam ruang lingkup tempat kerja, promosi
kesehatan juga mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya :
1.Komprehensif.
Promosi kesehatan di tempat kerja
merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu guna memaksimalkan
tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan
nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan
terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga
dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2.Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi
kesehatan hendaknya terlibat secara aktif mengindetifikasi masalah kesehatan
yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja
yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan hal
yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam
meningkatkan kemampuan mereka dalam merubah gaya hidup dan mengembangkan
kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.
3.Keterlibatan berbagai sektor
terkait.
Kesehatan yang baik adalah hasil dari
berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi yang mana
penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.
4.Kelompok organisasi masyarakat
Program pencegahan dan peningkatan
kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota pekerja, termasuk kelompok
organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga honorer dan
tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang
mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi
kesehatan Di Tempat kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program
sebelumnya
5.Berkesinambungan atau Berkelanjutan
Promosi kesehatan di tempat kerja yang
berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai arti penting
pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-hari. Program
promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan
tujuannya jangka panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja
ingin lebih mentap, program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan
pekerja dan masalah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.
d.
Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah
Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting
sekolah, promosi kesehatan juga memiliki prinsip, diantara yaitu :
1)
Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi
di masyarakat
2)
Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a. Kurikulum yang mampu meningkatkan
sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat
mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental
dan sosial
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan
dan pelatihan untuk guru maupun orangtua.
3) Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
3) Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
c.Penjaringan, diagnosa dini,
imunisasi serta pengobatan sederhana
d.Kerjasama dengan Puskesmas setempat
e. Adanya program-program makanan
bergizi dengan memperhatikan “keamanan” makanan.
e. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat
Umum
Sebagai lingkup
yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya antara lain:
a. Tempat umum merupakan sarana yang
dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran dari tindakan
promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat umum seperti
halte, stasiun, dan lain-lain maka penerapan yang paling efektif adalah dengan
memanfaatkan media berupa poster, spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-orang yang
saat itu berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan
yang ada.
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi.
Media promosi kesehatan adalah semua sarana
atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang,
sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah
perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).
Alat peraga digunakan secara kombinasi,
misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam
menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat
sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima
oleh sasaran.
Alat peraga yang digunakan secara baik
memberikan keuntungan-keuntungan, antara lain :
Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah
tafsir, Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap,
Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan,
Dapat menarik serta memusatkan perhatian, Dapat memberi dorongan yang kuat
untuk melakukan apa yang dianjurkan.
a. Tujuan Media
Promosi
Yaitu Media dapat
mempermudah penyampaian informasi, Media dapat menghindari kesalahan persepsi, Media
dapat memperjelas informasi, Media dapat mempermudah pengertian, Media dapat
mengurangi komunikasi yang verbalistis, Media dapat menampilkan objek yang
tidak bisa ditangkap mata, Media dapat memperlancar komunikasi.
b. Langkah-Langkah Penetapan Media
Langkah-langkah
dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan
Tujuan harus realistis,
jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang akan diukur,
seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana pengukuran
dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan
merancang evaluasi.
2. Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi
sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap
sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada
masing-masing segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk,
serta menghitung jenis dan penempatan media.
3. Memposisikan pesan (positioning)
Memposisikan
pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan, individu
atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning
membentuk citra.
4. Menentukan strategi positioning
Identifikasi para
pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing, menganalisis
preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri, serta
mengikuti perkembangan posisi.
5. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media
didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus memberikan
dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda. Penggunaan
beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan.
c. Penggolongan Media Kesehatan
Media dapat digolongkan menjadi dua yaitu
Berdasarkan bentuk umum penggunaan.
Bahan
bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet, majalah, buletin, tabloid, dan
lain-lain. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart,
transparansi, slide, film, dan lain-lain.
Berdasarkan cara produksi
a. Media cetak. Media cetak yaitu suatu media statis
dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran
sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet,
brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet.
Fungsi utamanya
adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak
antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi,
tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan
meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara
dan efek gerak serta mudah terlipat.
b. Media elektronik.
Media elektronik yaitu
suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam menyampaikan
pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset,
CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media
elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra,
lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap
muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar/luas, serta
dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi.
Kelemahannya
yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi listrik, diperlukan
alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan matang, peralatan yang
selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian
c. Media luar ruang
Media luar ruang
yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum melalui
media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang
diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra,
lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian
dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas.
Kelemahannya
yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat
canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
3.. Jenis/Macam Media
Alat-alat peraga
dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
a. Benda asli.
Benda asli adalah
benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga
yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau
ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa
kemana-mana sebagai alat bantu mengajar.
Termasuk dalam
alat peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas
tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing
dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
b. Benda tiruan
Benda tiruan
memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda
asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu
berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
c. Gambar atau media grafis
Grafis secara
umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual (menekankan
persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak
termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster,
leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
4. Pesan Dalam Media
Pesan adalah
terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk
sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu,
pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)
Ide atau pesan
pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila terlalu
banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
b. Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas.
Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi
sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan
tersebut gagal.
c. Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat
dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya cuci
tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi
bahwa harga sabun terjangkau atau mudah didapat didekat tempat tinggalnya.
d. Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a
benefit)
Hasil pesan
diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi membuat
jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan
terkena penyakit diare.
e. Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus
konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan
melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan
lain-lain.
f. Cater to heart and head
Pesan dalam
suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak
hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh
nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.
g. Call to action
Pesan dalam suatu
media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam bentuk
motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di jamban agar
anak tetap sehat”.
5. Imbauan Dalam Pesan
Dalam media
promosi, pesan dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain atau menghimbau sasaran
agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.
a. Imbauan rasional
Hal ini didasarkan
pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional. Contoh pesan :
“Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak
dari penyakit berbahaya”. Para ibu mengerti isi pesan tersebut, namun kadang
tidak bertindak karena keraguan.
b. Imbauan emosional
Kebanyakan
perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih berdasar pada emosi daripada hasil
pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan
imbauan emosional lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa
rasional. Contoh : “Diare penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi.
Cegahlah dengan stop BAB sembarangan”. Kombinasikan hubungan gagasan dengan
unsur visual dan nonverbal dalam poster, misalnya dengan gambar anak balita
sakit, kemudian tertera pesan, “Lindungi anak Anda”.
c. Imbauan ketakutan
Hati-hati
menggunakan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan ini akan
efektif bila digunakan pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi.
Namun, sebagian orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan
imbauan semacam ini.
d. Imbauan ganjaran
Pesan dengan
imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan dinginkan
oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena pada
kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh
imbalan (terutama materi) yang cukup.
e. Imbauan motivasional
Pesan ini dengan
menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyentuh sisi internal penerima
pesan. Manusia dapat digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar,
haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang,
keagamaan, prestasi, dan lain-lain.
6. Beberapa Media Grafis
Media grafis
adalah penyajian visual dua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip
rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif sebagai
media penyampaian pesan.
a. Poster
Poster adalah
sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit
kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan
memengaruhi seseorang agar tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna
kata-kata dalam poster harus jelas dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca
pada jarak kurang lebih enam meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu
tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa,
pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat
berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau foto.
Poster terutama
dibuat untuk memengaruhi orang banyak dan memberikan pesan singkat. Oleh karena
itu, cara pembuatannya harus menarik, sederhana, dan hanya berisikan satu ide
atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya
tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk
bertindak. Poster tidak dapat memberi pelajaran dengan sendirinya karena
keterbatasan kata-kata.
Poster lebih
cocok digunakan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan
beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingatkan
kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh komunikator.
Berdasarkan isi
pesan, poster dapat disebut sebagai thematic poster, tactical poster, dan
practical poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa dan
mengapa, tactical poster menjawab kapan dan dimana; sedangkan practical poster
menerangkan siapa, untuk siapa, apa, mengapa, dan dimana.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan poster :
Dibuat dalam tata
letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan warna yang mencolok, dapat
dibaca (eye cather) orang yang lewat, kata-kata tidak lebih dari tujuh kata, mengunakan
kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian, dapat dibaca dari jarak enam
meter, harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan faktor ini,
bangga, dan lain-lain, ukuran yang besar: 50 x 70 cm, kecil : 35 x 50 cm.
Dimana
tempat pemasangan poster :
Poster biasanya dipasang ditempat-tempat
umum dimana orang sering berkumpul, seperti halte bus, dekat pasar, dekat toko/warung.
Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu, dan lain-lain.
Kegunaan
poster :
Memberikan
peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dengan sabun setelah buang
air besar dan sebelum makan, memberikan informasi, misalnya tentang pengolahan
air dirumah tangga, memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan
mentah dan buah-buahan dengan air bersih sebelum makan, mengingatkan kembali,
misalnya cara mencuci tangan yang benar, memberikan informasi tentang dampak,
misalnya informasi tentang dampak buang air besar (BAB) dijamban.
Keuntungan poster
Mudan dibuat, singkat
waktu dalam pembuatannya, murah, dapat menjangkau orang banyak, mudah menggugah
orang banyak untuk berpartisipasi, bisa dibawa kemana-mana, banyak variasi.
Cara pembuatan poster
Pilih subjek yang akan
dijadikan topik, misal kesehatan lingkungan, sanitasi, PHBS, dan lain-lain, pilih
satu pesan kesehatan yang terkait, misal keluarga yang menggunakan jamban untuk
BAB, gambarkan pesan tersebut dalam gambar, pesan dibuat menyolok, singkat,
cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak enam meter, misalnya “Stop buang air
besar sembarangan !”.
buat dalam warna
yang kontras sehingga jelas terbaca, misal kombinasi warna merah yang tidak
bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning, merak kuning, biru tua-biru
muda, hindarkan tambahan-tambahan yang tidak perlu ditulis, gambar dapat
sederhana, perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran, tes/uji poster pada
teman, apakah poster sudah bisa memcapai maksudnya atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mendesain poster. Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu : Judul
(head line), Subjudul (sub head line), Body copy/copy writing, dan, Logo dan
indentitas.
Judul harus dapat dibaca jelas dari jarak
enam meter, mudah dimengerti, mudah diingat. Subjudul harus menjelaskan,
melengkapi, dan menerangkan judul secara singkat. Poster juga memerlukan adanya
ilustrasi. Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan
terpadu dengan penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah satu unsur
grafis.
Pengertian warna bisa meliputi warna
simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut
jenisnya, yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (hijau,
kuning, lembayung), dan warna tersier (cokelat kemerahan, cokelat kekuningan,
cokelat kebiruan). Warna sebagai simbol mempunyai arti tersendiri. Misalnya,
merah berarti berani, putih berarti suci, kuning berarti kebesaran, hitam berarti
abadi, hijau berarti harapan, dan merah muda berarti cemburu. Mengenal rasa
warna dapat diartikan sebagai berikut merah adalah warna panas, biru adalah
warna dingin, dan hijau adalah warna sejuk.
b. Leaflet
Leaflet adalah
selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat,
mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga
disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang
suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya
20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang
disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan
untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi
pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta
pencegahannya, dan lain-lain. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca.
Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan
seperti pertemuan Focus Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan
rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membuat leaflet yaitu Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai, tuliskan
apa tujuannya, tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet, kumpulan
tentang subje yang kaan disampaikan, buat garis-garis besar cara penyajian
pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya,
buatkan konsepnya, konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang
hampir sama dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilistrasi yang
sesuai dengan isi.
Kegunaan
leaflet :
Mengingat kembali
tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan, diberika sewaktu
kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan, untuk memperkenalkan ide-ide
baru kepada orang banyak.
Keuntungan
leaflet :
Yaitu dapat
disimpan lama, sebagai referensi, jangkauan dapat jauh, membantu media lain, isi
dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi, papan Pengumuman.
Papan pengumuman
biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120 cm, biasa dipasang di dinding
atau ditempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas,
sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan
dari suatu topik tertentu.
c. Gambar Optik
Gambar optik
mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.
a. Foto
Foto sebagai
bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi
lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu
cerita, kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada
masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto
yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang air
besarnya menjadi di jamban.
Dokumentasi
lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk
album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini
digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.
b. Slide
Slide pada umumnya
digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif karena gambar
atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide
sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar,
leaflet, dan lain-lain.
c. Film
Film merupakan
media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan yang
bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan kolosal.
C. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
Istilah
Health Promotion ( Promosi Kesehatan ) sebenarnya sudah mulai dicetuskan
setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi
Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun
1965. Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat
definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion.
Namun istilah tersebut pada waktu itu di
Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang
cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan
populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi),
Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.
Suatu ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona
Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter
Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru
ia telah berkunjung kebeberapa negara termasuk Indonesia salah satunya. Pada
waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru diangkat,
yaitu Drs.
Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB
Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya
tersebut Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada
waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan
lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush
mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.
Dari serangkaian pertemuan yang telah
dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia
banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena
sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu
usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr.
Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan
kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr.Desmonal O
Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi jakarta.
Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan
konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia.
Dengan demikian penggunaan istilah promosi
kesehatan di indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional.
Nama unit Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO,
India juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi profesi
Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For Health
Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga
ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri,
yang mengacu pada paradigma sehat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Istilah Health
Promotion ( Promosi Kesehatan ) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya
pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertama
tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu
dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat definisi serta
prinsip-prinsip dasar Health Promotion.
Namun istilah tersebut pada waktu itu di
Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang
cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan
populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi),
Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.
B.
SARAN
1). Sebaiknya bidan dapat mempromosikan kepada
masyarakat tentang kesehatan masyarakat.
2). Bidan dapat memberikan pelayanan dengan mudah .
3). Sebaiknya bidan selalu
memperhatikan masyarakat dalam menjalani aktivitas kesehatan.
4).Sebaiknya
bidan selalu memfasilitasi masyarakat dengan media kesehatan agar dapat
mempermudah masyarakat dalam memahami pentingnya kesehatan.
REFERENSI :
